Suara.com - Guru Besar Universitas Pertahanan, Salim Said, mengungkapkan bahwa persoalan yang dihadapi oleh partai-partai politik (parpol) sekarang berbeda dengan yang dulu, terutama dari era tahun 1950-an.
"Dulu itu ada ideologi, sekarang enggak ada ideologi, jadi ada kecenderungan oportunistik," ungkap Salim di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).
Salim menambahkan, saat ini apabila orang maupun kader parpol tidak merasa mendapatkan keuntungan, maka mereka akan meninggalkan partai tersebut.
"Terus bikin partai lain atau berpecah, dan ini yang terjadi sejak reformasi," imbuhnya.
Mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini pun menganggap hal seperti itu sudah biasa. Masalahnya menurutnya, orang yang tidak bisa berkuasa (partainya), maka mereka pun tidak akan bisa tampil di pemerintahan.
Salim pun berkaca pada perpecahan di Partai Golkar. Parpol berlambang beringin itu dianggapnya sudah mempunyai banyak pecahan.
"Pecahannya kan banyak, seperti yang dipimpin Sutiyoso (PKPI), ada partai yang dipimpin Prabowo (Gerindra), ada yang dipimpin Surya Paloh (Nasdem). Itu semua dari Golkar. Karena tidak akur di dalam, mereka akhirnya pecah. Berebut kepemimpinan, sehingga membikin partai lain. Ada yang beruntung, ada yang tidak dapat apa-apa," paparnya.
Salim pun mengaku tidak merasa heran apabila belakangan ada ribut-ribut Golkar ataupun partai lain. Sebab nantinya menurutnya, ujung-ujungnya pasti akan melahirkan partai lain lagi.
"Enggak ada masalah, Gerindra, Nasdem, Hanura, sama saja semuanya. Golkar (juga)," tandasnya.
Parpol Era Sekarang Dianggap Cenderung Oportunis
Sabtu, 29 November 2014 | 17:06 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
KPI Ungkap Potret Beratnya Langkah Perempuan di Kancah Politik: Banyak yang Diajak 'Staycation' Pimpinan Parpol
26 November 2024 | 10:19 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI