Suara.com - Baru sebulan Joko Widodo menjadi Presiden, di kampung halamannya, Solo, serta di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah, kini marak perjudian toto gelap. Jajaran Polda Jawa Tengah seperti tidak berdaya menghadapi aksi para bandar togel.
Dari pantauan Indonesia Police Watch, judi togel di Jawa Tengah saat ini merupakan yang terbesar di Indonesia, mengalahkan Sumatera Utara. Menurut Ketua Presidium IPW Neta S Pane ada tiga jenis togel di Jawa Tengah, yakni Kuda Lari, Singapuran, dan Capji. Kota yang paling marak togel, saat ini adalah Solo.
"Di sini, togel Singapuran pemasangannya hanya lewat telpon. Tidak ada bentuk fisik, berupa kertas pemasangan nomor. Pembukaannya setiap pukul 18.00 WIB. Selain itu ada togel Capji, berupa tebak gambar kartu Cina. Togel ini sangat digemari warga di kampung-kampung di Solo Raya. Pembukaan Capji dalam sehari bisa tujuh kali dan omsetnya sangat luar biasa besar," kata Neta, Sabtu (29/11/2014).
Neta menambahkan di Klaten dan wilayah Jawa Tengah lainnya, togel dikuasai jenis Kuda Lari yang bermarkas di Semarang. Beberapa hari lalu, warga sempat demo di DPRD Klaten meminta togel dibersihkan dan para backing-nya ditangkap.
Polda Jawa Tengah memang sempat melakukan pemberantasan terhadap togel di seluruh wilayahnya. Tapi beberapa hari kemudian, togel Kuda Lari dan Singapuran kembali mengkooptasi kehidupan sosial masyarakat Jawa Tengah.
"Jajaran kepolisian seakan tidak berdaya menghadapinya. Hal ini seakan menunjukkan perang melawan togel yang dilakukan Polda Jawa Tengah hanya hangat-hangat tahi ayam. Buktinya, setelah itu, togel makin marak, terutama di kawasan Pantura. Ironisnya, setelah Jokowi dilantik jadi Presiden, di kampung halamannya di Solo, judi togel malah marak. Sepertinya Jokowi perlu blusukan ke kampung halamannya untuk menertibkan perjudian togel ini, sebab jajaran Polda Jawa Tengah tidak berdaya memberantasnya," katanya.