Suara.com - Presidium Penyelamat Partai Golkar mengambil alih Partai Golkar dari tangan Aburizal Bakrie (Ical). Yorrys Raweyai mengemukakan hal itu ditemani anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar.
Yorrys mengatakan, Presidium Penyelamat Partai akan memberikan sanksi bagi anggota DPR dari Partai Golkar yang mengikuti Musyawarah Nasional yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 30 November 2014 mendatang.
Dia menambahkan Penyelamat Partai Golkar akan menerapkan aturan sesuai dengan konstitusi partai dan tidak berdasarkan emosional para pemimpinnya. Karena menurutnya sanksi yang diberikan atas dasar emosional dan berujung pada pemecatan adalah aksi yang dilakukan layaknya orang komunis.
"Sanksi akan kita berikan bagi anggota DPR yang tidak dengar instruksi tim penyelamat partai, namun tidak dengan emosional, main pecat-pecatan itu komunis," kata Yorrys di Kantor DPP Partai Golkar di Jalan Anggrek Nelly Murni Slipi, Jakarta Barat, Jumat (28/11/2014).
Oleh karena, itu pihaknya pun tidak asal memberikan sanksi bagi kadernya yang melanggar. Menurutnya, dalam memberikan sanksi tentu harus melalui brbagai tahapan, dan itu berawal dari peringatan hingga berujung pada sanksi yang diberikan. Bahkan pihaknya mengatakan harus memfasilitasi hak pembelaan anggota dalam rapat pleno.
"Kita lakukan secara bertahap, mulai dari peringatan dulu, sanksi, dan juga harus diberi hak untuk membela dalam rapat pleno," jelasnya.
Menurutnya, salah satu penyebab adanya kekisruhan dalam partai berlambang pohon beringin sekarang adalah karena tidak diberikan kesempatan bagi kader yang sudah dipecat. Oleh karena itu, agar sanksi tersebut tidak terjadi, pihaknya dalam waktu dekat berusaha untuk mengirimkan surat edaran ke semua elemen Golkar agar tidak mengikuti Munas yang dilaksanakan oleh kubu Ical tersebut .