Gede Pasek: Dulu Munas PBR, Satu Mati Ditusuk

Jum'at, 28 November 2014 | 14:29 WIB
Gede Pasek: Dulu Munas PBR, Satu Mati Ditusuk
Gede Pasek Suardika (kiri). [Antara/Yudhi Mahatma)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPD asal Bali, Gede Pasek Suardika mengatakan, siapa pun boleh melakukan acara di Bali, asalkan bisa menjaga keamanan. Sebab, pulau tujuan pariwisata itu sangat sensitif dengan isu keamanan.

Pandangan itu dikatakannya, menanggapi ketakutan terjadi kisruh di Bali akibat Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar dilakukan di sana. Apalagi, Munas Golkar ini dilakukan di Nusa Dua, Bali, yang merupakan jantung pariwisata Bali.

"Kita senang karena orang datang, karena semua pariwisata berkembang. Tapi, kalau menganggu kenyaman itu memang juga akan menganggu wisata juga," kata Pasek di DPR, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Kisruh di internal menurutnya hal yang biasa. Dia pun memakluminya. Hanya saja, kisruh itu tidak menjadi hal yang menakutkan orang lain.

Dia juga tidak melarang adanya Munas Golkar ini. Asalkan, Golkar bisa menciptakan rasa aman di Bali.

"Kalau dua kubu (Golkar) bikin di Bali-pun, nggak apa-apa yang penting rasa amannya ada," tuturnya.

Sejumlah partai yang melakukan rapat akbar di Bali juga punya rekam jejak yang baik untuk menjaga keamanan. Namun, dia punya sedikit catatan buruk saat Partai Bintang Reformasi mengadakan Munas di Pulau Dewata ini.

"Yang lain (Munas) relatif bagus dan aman. Demokrat dua kali di sana aman. PDI Perjuangan juga. Tapi Pernah dulu Partai Bintang Reformasi di Sanur ada yang ditusuk dan itu mengganggu sekali kalau sampai begitu. Tapi Prinsipnya rakyat Bali welcome asal rasa aman dijaga. Kalau tidak, bisa kabur para bule," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI