Suara.com - Ketua DPP Partai Golkar bidang Agama, Hajriyanto Y Thohari enggan terlibat jauh dengan kisruh yang terjadi di internal partai berlambang beringin itu. Dia malah akan mengajukan surat pengunduran diri dari jabatanya itu.
"Untuk itu saya juga mundur dari Ketua DPP partai Golkar," kata Hajriyanto, di DPR, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Calon ketua umum Partai Golkar periode 2015-2020 ini juga menegaskan, dirinya masih tetap ingin mencalonkan diri. Karenanya, dia enggan terlibat dalam pembentukan presidium penyelamat partai.
"Saya masih tetep berada pada posisi sebagai caketum, tetapi saya tidak ingin terlibat terlalu dalam polarisasi yang terjadi sekarang ini. Maka saya akan menolak untuk terus bergabung di presidium penyelamat, saya menolak jadi anggota di sana," tegasnya.
Mantan Wakil MPR ini beralasan, selain karena dia tidak pernah terlibat pembicaraan untuk membentuk presidum penyelamat partai itu, dia juga tidak ingin adanya polarisasi ini semakin tajam.
Hajriyanto menambahkan, dia juga akan hadir dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Bali. Namun, Hajriyanto mengaku belum menyiapkan diri untuk keberangkatan ini.
"Saya akan menentukan dalam beberapa hari ini, toh masih ada waktu 2, 3 hari. Soal undangan juga biasanya memang tidak ada undangan, karena sudah otomatis," tuturnya.
Dia juga berharap, para sesepuh Partai Golkar untuk turun tangan guna menyelesaikan masalah ini. Sekaligus, bagi semua pihak untuk menahan ego masing-masing dan saling berkomunikasi untuk mencari jalan keluarnya.
"Saya rasa banyak tokoh-tokoh sesepuh Golkar yang selama ini mayoritas diam dan saya rasa mereka mempunyai pengaruh yang besar untuk memberikan sumbangan bagi terciptanya kompromi politik itu," tegas Hajriyanto.