Suara.com - Politisi Golkar Siti Hediati Soeharto (Titiek Soeharto) sedih dengan adanya ricuh di DPP Partai Golkar saat pleno penentuan Musyawarah Nasional (Munas) IX. Dia berharap, kisruh ini bisa selesai.
"Iya, sedih aja ya. Kenapa mesti gitu. Kita jalan sama-sama selama ini. Kenapa mesti kejadian seperti itu di markasnya Golkar lagi. Itu sangat disesalkan," terang Titiek di DPR, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Menurutnya, kericuhan ini terjadi karena dinamika politik yang juga dilalui semua partai.
"Nah sekarang kita kena musibah ini. Ini pelajaran buat kita semua," ujarnya.
Apalagi, sambung Titiek, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono sampai membentuk Presidium Penyelamatan Partai dan sudah menyurati Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM) untuk mendapatkan legitimasi.
Menurut anak Presiden Suharto ini, hal tersebut merupakan tindakan kekanak-kanakan dan emosional sesaat.
"Itu kekanak-kanakan. Itu menyalahi aturan. Itu emosional saja," ujarnya.
Titiek juga mengomentari soal larangan Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno untuk pelaksanaan Munas IX. Menurut Titiek, hal ini adalah intervensi karena alasan keamanan yang terlalu mengada-ada.
Dia bahkan menilai, konflik di internal Golkar ini sengaja dibuat untuk menghancurkan kesolidan Golkar kepada Koalisi Merah Putih (KMP). Dia menduga, pemerintahlah yang mengingkan hal itu.
"Kita lihat, intinya ada yang ingin menghancurkan KMP, membuat tidak kuat dan kropos, itu yang harus dicegah. KIH kan sudah di eksekutif, kalau di legislatifnya juga dikuasi mereka jadi bagaimana pemerintahan ini?" ujarnya.