Jalankan Bisnis Syahwat di SMA, Dua Remaja Dibekuk

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 27 November 2014 | 09:59 WIB
Jalankan Bisnis Syahwat di SMA, Dua Remaja Dibekuk
Ilustrasi perempuan. Shutterstock
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dua orang remaja Amerika Serikat, ditangkap pihak berwajib atas dugaan menjalakan jaringan bisnis pelacuran di kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA) di negara tersebut.

Gadis berusia 17 tahun dan pemuda 15 tahun asal Florida itu sama-sama dijerat dengan pasal perdagangan manusia. Penangkapan mereka berawal dari laporan empat pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Venice yang mengaku diajak bergabung dalam bisnis mereka.

Menurut keterangan polisi, kedua tersangka menggunakan Facebook untuk merekrut perempuan muda untuk dijadikan pekerja syahwat. Sebagai bayarannya, mereka menjanjikan uang, minuman keras, dan narkoba.

Si gadis 17 tahun-lah yang diduga sebagai otak bisnis kotor ini. Gadis tersebut merupakan siswa SMA Sarasota, Venice. Kepada polisi, dirinya mengaku pernah membujuk seorang perempuan untuk menjual diri dengan upah 40 Dolar dan sebotol minuman beralkohol.

Polisi juga menahan John Mosher, (21), seorang tersangka pengguna jasa prostitusi yang mereka jalankan. Mosher ditangkap atas dugaan kekerasan seksual terhadap seorang korban.

Kepada polisi, sang korban menyebutkan bahwa bos bisnis syahwat itu mengatur pertemuan dirinya dengan Mosher di sebuah kolam renang pada bulan Agustus lalu. Ketika korban menolak berhubungan badan dengan Mosher, lelaki itu menyerangnya.

Penyidik kepolisian menemukan pesan Facebook yang berisi rencana untuk memanfaatkan si korban dalam usaha prostitusi mereka. Kedua tersangka didakwa dengan pasal perdagangan manusia di bawah usia 18 tahun.

"Mereka membicarakannya sebagai peluang bisnis dan mencoba merekrut orang lain untuk terlibat dalam usaha mereka," kata kapten Kepolisian Venice Tom Mattmuller dalam konferensi persnya seperti dikutip Herald Tribune.

"Anda bisa melihat bahwa motivasi mereka adalah mendapat uang, alkohol, dan narkoba," lanjut Tom.

Polisi juga mengungkap tarif yang mereka kenakan bagi para pelanggan. Untuk mendapatkan jasa mereka, calon konsumen dikenakan tarif antara 50 hingga 100 Dolar. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI