Suara.com - Pemerintah Malaysia membantah para manusia perahu yang kini ditahan Imigrasi Indonesia di Pulau Derawan adalah warganya. Bantahan disampaikan Senior Deputi Komisioner Polis Wilayah Sabah Datuk Jalaluddin di Balikpapan, Rabu (27/11/2014).
Polis Diraja Malaysia dalam acara timbal balas atau kunjungan balasan ke Kepolisian Daerah Kalimantan Timur sebagai dua bangsa serumpun dan setanah air di Pulau Borneo.
"Mereka memang seperti itu, bangsa pengembara dengan perahu. Kami menyebutnya orang palauh," kata Datuk Jaluddin.
Orang palauh atau manusia perahu yang ada di perairan Indonesia, Malaysia dan Filipina, diketahui beretnis Bajau sebagai bagian dari Suku Moro. Orang Moro sebagian besar tinggal di Filipina Selatan dan beragama Islam. Orang Bajau karena menjalani seluruh kehidupannya di atas perahu dan mengembara di laut.
"Mereka hidup selalu berpindah-pindah dimana ada air. Bagi mereka, perahu itulah rumahnya. Tinggal di perahu, kawin, beranak pinak di perahu, mencari rezeki pun semua di air," kata Datuk Jalaluddin.
Namun demikian, kata Datuk Jalaluddin, dengan terbentuknya negara bangsa dan terciptanya batas wilayah kedaulatan negara, manusia perahu atau orang palauh yang tak kenal aturan-aturan itu menjadi tidak lagi bebas seperti para nenek-moyangnya mau kemana saja.
Mereka segera ditangkap Angkatan Laut atau Polisi Perairan dan Penjaga Pantai bila memasuki perairan suatu negara, terutama karena tidak memiliki identitas yang diakui dunia internasional.
"Tak ada mereka kenal paspor atau semacamnya," kata Datuk Jalaluddin.
Sampai Selasa (25/11), Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim) sudah mengamankan 526 orang manusia perahu yang menurut hukum imigrasi Indonesia masuk secara tidak sah ke Indonesia.
Para manusia perahu itu kini untuk sementara ditempatkan di Lapangan Bulalung, Kecamatan Pulau Derawan, Berau. Mereka datang dengan 38 buah kapal dan sebelumnya diketahui beberapa lama berkeliaran di perairan Pulau Derawan dan Maratua, pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina.
"Mereka diketahui datang dari perairan Sabah, Malaysia," kata Kepala Polda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Andayono, beberapa sesaat sebelum Datuk Jalaluddin mengeluarkan pernyataan resmi.(Antara)
Pemerintah Malaysia Cerita Sejarah Manusia Perahu
Tomi Tresnady Suara.Com
Kamis, 27 November 2014 | 00:28 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI