Suara.com - Ratusan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Mereka melakukan pembakaran keranda mayat yang bertuliskan untuk menolak Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp2,7 Juta.
Seorang anggota KSPI, Jenggot, mengaku akan melakukan mogok masa besar-besaran pada bulan Desember 2014 mendatang.
"Kami Buruh akan mengadakan aksi lebih besar, mogok nasional pada tanggal 11-12 Desember 2014," ucapnya yang juga anggota dari KSPI.
Jenggot mengaku malu dengan UMP kota Bekasi yang jauh lebih besar ketimbang Ibu Kota negara.
"Tuntutan kita tetep naikkan UMP sampai Rp3,2 juta. Bekasi aja Rp2,9," jelasnya.
Selain itu ia juga mengungkapkan Gubernur DKI masih mau merevisi UMP DKI yang sebelumnya sudah diteken oleh Ahok sebesar Rp2,7 juta.
"Kemarin udah diketok Rp2,7. Itu baru di-acc doang, jadi bisa direvisi, dari buruh enggak sepakat UMP segitu," tambah Jenggot.