Yorrys mengatakan pihaknya hanya ingin DPP Partai Golkar menyelesaikan persoalan secara demokratis sesuai konstitusi. Namun faktanya, ada gelagat sekelompok orang di DPP untuk menggiring Golkar demi kepentingan pragmatis mereka.
"Mereka memaksa Munas melalui Rapimnas, dan melalui pleno sebelumnya. Munas bukan milik perorangan atau kelompok, tapi milik seluruh kader," tegas Yorrys.
Yorrys menekankan kehadiran dirinya dan massa AMPG ke rapat pleno karena adanya desakan dari kader muda Golkar.
Dia mengatakan bahwa AMPG kecewa dengan adanya upaya memaksakan pelaksanaan munas 30 November di Bali, untuk memastikan terjadi aklamasi memilih kembali Aburizal Bakrie sebagai ketua umum.
Saat kejadian itu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak ada di dalam ruang pleno dan belakangan diketahui bersembunyi di dalam sebuah ruang, lalu pergi meninggalkan kantor DPP Partai Golkar.