Mentalitas Birokrat Hambat Revolusi Mental

Sabtu, 22 November 2014 | 11:34 WIB
Mentalitas Birokrat Hambat Revolusi Mental
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi menyerahkan LHKPN di gedung KPK, (5/11). (Suara.com/Oke Atmaja)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Ombudsmen, Danang Girindrawardana menilai reformasi birokrasi sebenarnya bukan hal sulit. Yang menjadikan hal itu sulit diwujudkan adalah jajaran birokrat yang tidak ingin direvolusi karena sudah puluhan tahun menikmati situasi ini.   Padahal seharusnya, pejabat yang tidak berprestasi dan tidak mau berubah seharusnya segera diganti.

"Birokrat melihat reformasi birokrasi itu berat, mengapa karena mereka tidak mau berubah. Pejabat yg tidak mau berubah ganti saja, kita bisa buat proses akhir dari reformasi itu dalam waktu yang singkat," tegas Danang dalam diskusi bertajuk Revolusi Mental Layanan Publik' di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu(22/11/2014).

Sementara Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial(LP3ES), Suhardi bahkan menilai birokrasi tak ubahnya unit bisnis ekonomi yang bertujuan untuk memburu rente. Karenanya dia mendesak Kementerian Pemberdatagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi(Menpan RB) tegas dengan kebijakannya.

"Meskipun menteri PAN membuat aturan pelayanan publik, tanpa pengawasan yang etgas akan selalu diabaikan," tutupnya.

Ia mengibaratkan revolusi mental birokrasi layaknya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia(PSSI) yang mengharapkan Indonesia merebut piala dunia. Harapan tinggi, ujarnya, tanpa didukung oleh aksi nyata dan kerja keras tidak akan mungkin tercapai.

"Revolusi mental pelayanan publik yang baik ini khususnya bidang korupsi, seperti PSSI mengharapkan menjadi juara dunia," katanya.

Dia bahkan menilai agama tidak menjamin akhlak seseorang makin meningkat dan lantas menghindari korupsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI