Suara.com - Wabah pes telah menewaskan 40 orang dari 119 kasus yang dikonfirmasi di Madagaskar sejak akhir Agustus 2014 lalu. Ada risiko penyakit tersebut menyebar dengan cepat di ibu kota Antananarivo, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jumat (21/11/2014).
Sejauh ini dua kasus dan satu kematian telah dicatat di Antananarivo, tetapi angka-angka itu bisa melonjak dengan cepat. WHO melihat kepadatan penduduk yang tinggi di kota tersebut melemahkan sistem kesehatan.
"Situasi ini semakin rumit oleh tingginya tingkat resistensi terhadap deltametrin (insektisida yang digunakan untuk mengontrol kutu) yang telah diterapkan di negara ini," kata WHO.
Wabah itu adalah penyakit bakteri, terutama menyebar dari satu hewan pengerat lain oleh kutu. Manusia digigit oleh kutu yang terinfeksi biasanya mengembangkan membentuk wabah pes yang membengkakkan getah bening, namun bisa diobati dengan antibiotik, jelas WHO.
Jika bakteri mencapai paru-paru, pasien mengembangkan pneumonia (wabah pneumonia), yang ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan terinfeksi menyebar melalui batuk. Sekarang, pes salah satu penyakit menular paling mematikan dan dapat membunuh orang dalam waktu 24 jam. Menurut WHO, dua persen dari kasus yang dilaporkan di Madagaskar sejauh ini telah menjadi kasus pneumonia.
Kasus ini pertama kali diketahui ketika seorang pria dari Desa Soamahatamana di Kabupaten Tsiroanomandidy yang diidentifikasi pada 31 Agustus telah meninggal pada 3 September. Saat itu, otoritas WHO diberitahu soal wabah pada 4 November. Sebelumnya, wabah pes diketahui terjadi di Peru pada Agustus 2010.(Antara)
Wabah Pes di Madagaskar Tewaskan 40 Orang
Tomi Tresnady Suara.Com
Sabtu, 22 November 2014 | 04:07 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Butuh 600 Tahun, Ilmuwan Temukan Tempat Pertama Kali Wabah Black Death Muncul
17 Juni 2022 | 13:07 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI