Suara.com - Presiden Joko Widodo dinilai telah melakukan blunder atau kesalahan fatal ketika mengangkat Muhammad Prasetyo sebagai Jaksa Agung yang baru. Aktivis antikorupsi dari ICW, Emerson Yuntho mengatakan, politisi dari Partai Nasdem itu tidak punya rekam jejak yang mumpuni di bidang hukum.
Kata dia, jaksa agung yang berasal dari partai politik akan ‘tersandera’ ketika masuk ke sebuah sistem. Karena itu, ICW ragu terhadap masa depan penegakan hukum di Indonesia.
“Agak sulit bagi seorang politisi untuk masuk ke dalam sistem pemerintahan karena mereka menjabat bukan karena kemampuannya dan juga kapasitasnya tetapi karena titipan. Itu yang membuat Jaksa Agung dar parpol sulit untuk independen. Prasetyo sebagai Jaksa Agung praktis tidak terlalu menonjol, Kami sudah melakukan penelusuran dan tidak banyak yang bisa diketahui seputar keterlibatannya di bidang hukum,” kata Emerson kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (21/11/2014).
Emerson mengatakan, keputusan Jokowi mengangkat Prasetyo sebaga Jaksa Agung telah mengecewakan banyak pihak. Padahal, kata Emerson, banyak yang berharap Jokowi kembali membuat kejutan dalam menunjuk caon Jaksa Agung.
Sebelumnya, Jokowi telah membuat kejutan yang menyenangkan ketika menunjuk Faisal Basri sebagai Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas dan Amien Sunaryadi sebagai Kepala SKK Migas. Dua nama itu diyakini bisa memberantas mafia migas.
Mohammad Prasetyo adalah anggota DPR dari Partai Nasional Demokrat periode 12014-19. Nama Prasetyo diduga muncul atas permintaan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paoh. Beberapa waktu lalu, Paloh sempat menjamin indepensi Prasetyo sebagai Jaksa Agung antara lain dengan memintanya keluar dari parpol.
ICW: Jaksa Agung dari Parpol Tidak Independen
Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 21 November 2014 | 07:06 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Daftar Lengkap 15 Artis di Pilkada 2024 Beserta Elektabilitas
26 November 2024 | 18:18 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI