Suara.com - Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di depan kampus mereka, Kamis (20/11/2014). Mahasiswa bentrok dengan aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi itu.
Bentrok tersebut bermula dari aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian yang berujung pada aksi saling pukul dengan bambu dan lemparan kepada aparat, akibat bentrok tersebut seorang mahasiswa yang terlibat bentrok diamankan oleh aparat.
Demonstrasi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan di tepi jalan lingkar barat depan kampus UMY itu mengganggu arus lalu lintas di jalur lambat bagi sepeda motor, sehingga polisi mengalihkan jalur sepeda motor agar melewati jalur cepat atau mobil.
Kepala Polsek Kasihan Bantul Kompol Fajar Pamudji mengatakan, sebanyak satu pleton (25 orang) dan satu kompi petugas kepolisian (75 orang) disiagakan di lokasi demonstrasi."Kepolisian dari Polsek dan Polres Bantul dikerahkan," katanya di sela demonstrasi.
Salah satu orator demonstrasi, Suyoto mengatakan, aksi tersebut merupakan lanjutan dari aksi menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan organisasi mahasiswa se-DIY di antaranya di titik nol kilometer dan pertigaan kampus UIN dalam beberapa hari terakhir.
"Tidak hanya di DIY, kawan-kawan mahasiswa di beragam kota seperti Jakarta, Bandung dan Makassar, bahkan di kota-kota besar jutaan angkutan umum (organda) melakukan mogok kerja sebagai bentuk protes atas kenaikan harga BBM," katanya.
Menurut dia, kenaikan harga BBM yang telah ditempuh pemerintahan saat ini telah mengkhianati rakyat karena dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. (Antara)