Suara.com - Bentrokan antara prajurit TNI dan Polri di Batam, Rabu (19/11), yang mengakibatkan seorang prajurit TNI meninggal dunia karena terkena tembakan mendapatkan perhatian dari Presiden Joko Widodo.
Menko bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, Presiden Jokowi telah meminta agar para prajurit TNI dan Polri yang terlibat dalam bentrokan tersebut segera berdamai.
“Presiden meminta agar kedua belah pihak agar segera berdamai,” tegas Tedjo Edhy di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (20/11/2014) pagi, seusai dirinya melaporkan perkembangan terakhir dari bentor prajurit TNI dan Polri di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (19/11/2014).
Menko Polhukam menjelaskan, kejadian bentrok antara prajurit TNI dan Polri itu disebabkan oleh ‘adu pandang’ yang selanjutnya berkembang menjadi cekcok di kedua pihak. “Anggota TNI dan Polri tersebut tidak mengindahkan perintah atasannya,” ujarnya, seperti dilansir dari laman Setkab.go.id.
Terhadap prajurit TNI dan Polri yang terbukti melakukan pelanggaran dalam bentrokan di Batam itu, menurut Menko Polhukan, akan diberikan sanksi administratif paling berat berupa pemecatan.
Tedjo Edhy menambahkan, bahwa pihaknya telah menugaskan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral Sutarman ke Batam untuk melakukan konsolidasi.
“KSAD sudah tiba di Batam, Kapolri berangkat pagi ini dari Jakarta pukul 8 pagi,” kata Tedjo.
Selain itu, Tedjo menyampaikan bahwa pemerintah akan segera mengevaluasi seluruh aspek antara lain aspek kesejahteraan prajurit, pendidikan, pembinaan dari pimpinan kesatuan, interaksi antar kesatuan, dan lain-lain agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Menko Polhukam: Jokowi Minta TNI-Polri Berdamai
Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 20 November 2014 | 11:10 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Kapolri Pastikan Pertikaian TNI-Polri di Sorong Berakhir Damai: Sudah Berangkulan
15 April 2024 | 19:37 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI