Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan protes terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan reaksi biasa terhadap keputusan pemerintah.
"Itu biasa, reaksi sebuah keputusan," kata Presiden ketika ditanya wartawan setelah menerima kunjungan Presiden Dewan Uni Eropa Herman von Rompuy di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Menurut Jokowi, setelah semua kalangan mengetahui manfaat dari kebijakan kenaikan harga BBM subsidi, mereka dapat memaklumi.
Presiden juga mengakui kebijakan tersebut merupakan keputusan yang sulit, tapi harus diambil pemerintah.
"Ini keputusan sulit tapi harus dilakukan," kata Jokowi yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo.
Presiden kembali menerangkan bahwa kebijakan itu diperlukan untuk mengalihkan subsidi dari hal yang konsumtif ke hal yang produktif.
Jokowi juga mengemukakan bahwa efek dari pengalihan subsidi tersebut baru akan kelihatan tahun depan.
"Kami ingin manfaat APBN itu benar-benar kelihatan dan kita tidak ingin boros," katanya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/11/2014) malam. Harganya menjadi Rp8.500 per liter, naik Rp2.000 dari sebelumnya Rp6.500 per liter. Turut naik juga solar menjadi Rp7.500 per liter. Naik Rp2.000 dari sebelumnya Rp5.500 per liter. (Antara)