Suara.com - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Bambang Wuryanto, mengatakan PDI Perjuangan menerima alasan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Sebab, kenaikan harga ini ditujukan untuk mengubah subsidi konsumtif menjadi produktif.
"Kita bisa memahami kenaikan BBM ini. Bambang sebagai anggota komisi VII memahami situasi ini," tegas Bambang di DPR, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Dia menerangkan, bila dihitung berdasarkan ICP (Indonesian Crude Price) atau harga minyak mentah Indonesia yakni 80 dollar per barrel, maka harga BBM seharusnya Rp9.200. Sementara, kenaikan BBM saat ini untuk premium hanya Rp2000, dari Rp6.500 menjadi Rp8.500.
"Artinya kita masih bisa subsidi untuk premium Rp700 per liter. Jadi clear. Jadi apa yang salah?" kata Bambang.
Bambang juga mengakui kenaikan BBM akan berdampak terhadap daya beli 15,5 juta KK warga kurang mampu di Indonesia berpendapatan rata-rata Rp15 ribu per hari.
Namun, menurut dia pemerintah dapat mengatasinya dengan pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Serta, untuk meningkatkan daya beli, pemerintah dapat memberikan kompensasi perlindungan sosial Rp200 ribu per bulan dari pengalihan subsidi BBM.
"Tentu ke depan fraksi PDIP minta ke pemerintah untuk saving di subsidi 2015 konsumtif ke produktif. Iya, tidak ada yang lain. Hari ini kita liat argumentasinya. Dulu pemerintahan kemarin kita tolak argumentasinya dalam buku putih itu," tegas dia.