Suara.com - Kapolri Jendral Sutarman memberlakukan kembali seragam loreng untuk Korps Brigade Mobil (Brimob). Pasalnya, menurut Kapolri baju loreng sudah sekian lama tidak dipakai untuk tugas operasional.
"Contohnya anggota patroli Hutan Poso di Sulawesi, untuk mengejar beberapa pelaku terorisme yang masuk dihutan diperlukan peralatan yang cukup, di samping itu dilakukan penyamaran, salah satunya baju ini," kata Sutarman di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Sutarman menambahkan, baju loreng ini diharapkan bisa menekan anggota yang menjadi korban saat bertugas. Seperti separatis di daerah Papua beberapa saat yang lalu.
"Banyak anggota yang menjadi korban salah satu alasan kita menggunakan kembali baju ini," imbuhnya.
Kapolri menuturkan, dalam pemanfaatannya, baju doreng ini dilnilai efektif untuk mendorong tugas dalam situasi tertentu.
"Khusunya dalam menghadapi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi yang secara spesifik dapat terjadi di wilayah hutan, pegunungan, serta medan-medan khusus, ini adalah kekhasan saat kita masuk ke medan-medan yang membutuhkan pakaian itu," tuturnya.
Kapolri berharap, dengan dipergunakan kembali pakaian loreng ini, mendorong dan memberikan motivasi serta komitmen untuk terus mengembangkan kemampuan profesionalisme Brimob saat dihadapkan dengan masalah tantangan tugas.
"Jaga selalu kehormatan baju anda, simbol kebanggan Brimob Polri serta jangan sekali pun menyalahgunakan untuk melakukan perbuatan yang dapat menurunkan harkat martabat Brimob Polri," tandasnya.