"Ujung-ujungnya dia ingin melenggang sendirian agar aklamasi," kata dia.
Agun minta Ical belajar dari pengalaman, dan berkaca diri dengan melihat capaian PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) selama memimpin.
Selain Agun, kader Golkar di daerah, yang enggan disebutkan namanya, membeberkan hal serupa. Sumber itu mengatakan ada skenario yang sedang dibuat Ical beserta loyalisnya untuk membatasi ruang gerak kandidat calon ketua umum lain dalam berkompetisi.
Sumber tersebut mengatakan bahwa dukungan dari DPD I dan DPD II akan diatur harus mencapai jumlah tertentu, sehingga kandidat lain tidak bisa mencapai angka itu, dan pada saat munas dapat diskenariokan melalui tata tertib bahwa hanya Ical calon yang memenuhi syarat, serta terjadilah aklamasi.
Sementara itu ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin menyatakan belum mendengar rencana atau skenario tersebut.
"Saya belum dengar mas," kata Nurul.
Pada Jumat (7/11/2014), sejumlah kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar di antaranya HR Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, dan Hajriyanto Y Thohari, juga telah membuat pernyataan bersama yang berisi di antaranya mendesak Ketua Umum dan DPP Partai Golkar menetapkan syarat-syarat calon ketum umum dan tahapan pencalonannya sesuai dengan AD/ART Partai Golkar dan diputuskan dalam forum Munas Partai Golkar, sehingga tidak perlu ada tambahan atau pengurangan persyaratan yang sifatnya mengada-ada.
Mereka juga mendesak pencalonan ketua umum dalam Munas IX dilaksanakan secara adil, terbuka, sportif dan sehat sesuai prinsip demokrasi.
Pemilihan ketua umum Golkar periode selanjutnya akan dilakukan melalui Munas IX Partai Golkar yang rencananya dilakukan awal tahun 2015. Penentuan tanggal dan lokasi pasti pelaksanaan munas tersebut akan ditentukan melalui Rapimnas Partai Golkar 16 November 2014 di Yogyakarta.