Suara.com - Komite Perencanaan dan Pembangunan Kota Praja Jerusalem mengesahkan rencana membangun sekitar 278 rumah di kawasan Jerusalem Timur.
Ini merupakan pengesahan kedua yang diumumkan selama pekan ini oleh Komite setempat. Mereka bersikeras mendirikan pemukiman di luar area Jalur Hijau yang dicaplok Israel sejak Perang 1967. Sebelumnya, Senin (3/11.2014) Komite itu mengesahkan pembangunan 500 unit rumah di Permukiman Ramat Shlomo.
Rencana pembangunan meliputi 216 rumah di Permukiman Ramot, di luar perbatasan pra-1967, serta 62 rumah di Permukiman Har Homa.
"Tindakan ini dilakukan saat Pemerintah Otonomi (Nasional) Palestina berusaha melakukan tindakan sepihak di organisasi internasional seperti PBB," kata satu sumber resmi kepada jejaring berita Israel, Walla.
Langkah ini diyakini sebagai balasan atas upaya Palestina yang mendesak Israel mengakhiri pendudukan atas Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur melalui resolusi PBB, tanpa perundingan.
Israel menyudahi perundingan dengan Palestina April lalu, setelah mereka terbentuknya Pemerintah Persatuan Nasional Palestina oleh Fatah dan faksi saingannya, HAMAS. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu menyerukan melanjutkan pembangunan tempat tinggal di Jerusalem Timur.
Israel mencaplok Jerusalem Timur selama Perang Timur Tengah 1967. Jerusalem Timur adalah tempat tinggal lebih dari 300.000 orang Palestina. Rakyat Palestina menginginkan Jerusalem Timur menjadi Ibu Kota negara Palestina di masa depan. (Antara)