Ini Kata Ratu Yogyakarta Soal Penombakan Kebo Bule

Rabu, 05 November 2014 | 19:04 WIB
Ini Kata Ratu Yogyakarta Soal Penombakan Kebo Bule
Wakil Ketua DPD Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di DPR. (Suara.com/Bagus Santosa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wakil Ketua DPD Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas ikut mengomentari soal matinya Kebo Bule Pusaka Surakarta karena ditombak orang tidak dikenal. Istri Sri Sultan Hamengkubuwono X ini menilai, penombakan Kebo Bule sama saja mengganggu kearifan lokal.

"Ada hal-hal yang kita anggap menjadi satu kepercayaan, harusnya tidak boleh diganggu. Kepercayaan itu menjadi budaya dan itu menjadi kekuatan. Karena itu sebagai kekuatan budaya dan bangsa seharusnya tidak dilakukan (penombakan itu)," tutur Hemas di DPR, Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Hemas mengaku kecewa dengan adanya peristiwa ini. Baginya, ini membuktikan kebudayaan sudah tidak dihargai lagi. Padahal, menurutnya, budaya merupakan kekuatan bangsa.

"Mau ngambil budaya seperti apa sih sekarang, kalau budaya sendiri tidak dihargai? Bagaimana kta hargai bangsa ini kalau tidak menghargai budaya kita," tuturnya.

Dia menambahkan, sikap seperti ini bukan sikap masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Dia pun berharap kasus ini bisa diusut tuntas dan ditangkap pelakunya.

"Saya kira dengan perlakuan seperti itu ya harus ditangkap, karena menggangu kenyamanan masyarakat," kata Hemas.

Kebo Bule Kiai Bagong menghembuskan napas terakhir pada Selasa (4/11) di usia 66 tahun sekitar pukul 19.00 WIB di kadangnya wilayah Solobaru, Desa Gedangan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Kiai Bagong mati setelah leher sisi kanan dan perutnya terluka oleh tusukan senjata tajam sejenis tombak yang diduga mengandung beracun.

Selama ini Kebo Bule dikenal sebagai salah satu pusaka Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tewasnya Kiai Bagong mengurangi jumlah koleksi Kebo Bule keraton dari 12 ekor menjadi 11 ekor. Kebo Bule biasanya menjadi bagian dari tradisi kirab 1 Sura sejak perpindahan Keraton Kartasura Hadiningrat ke Keraton Surakarta Hadiningrat pada 1745 silam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI