Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih, (29), salah satu warga negara Indonesia (WNI) korban pembunuhan sadis di apartemen Wan Chai, Hongkong merantau ke kota tersebut untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Menurut pengakuan seorang rekannya, Seneng bahkan sudah membangun sebuah rumah di kampung halamannya di Indonesia.
"Yang menyedihkan adalah bahwa rumahnya... baru saja selesai (dibangun) dan ia mengatakan akan meninggalkan Hongkong dan kembali ke Indonesia untuk menikmati hidup," kata Robert Van Der Bosch, seorang rekan Seneng yang berasal dari Amsterdam, Belanda.
Menurut Robert pula, Seneng bukanlah pekerja seks komersial seperti yang diberitakan oleh banyak media. Robert mengatakan, Seneng bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga dan sudah delapan tahun di Hongkong. Ia mengatakan bahwa perempuan itu sering pula mengirimkan uang ke Indonesia.
Robert mengungkap, Seneng sempat berkomunikasi dengannya sebelum ditemukan dalam keadaan tewas. Kepada Robert, Seneng mengatakan akan "bersenang-senang".
"Ia mengatakan, "Saya akan bersenang-senang. Saya akan pergi ke pesta Halloween"," kata Robert mengulangi pernyataan Seneng, seperti dikutip oleh Telegraph.
"Itu adalah kata-kata terakhirnya. Itu adalah dua hal yang terus berulang-ulang muncul di pikiran saya. Itu benar-benar mengejutkan. Ia benar-benar baik, normal, ia tidak memakai obat-obatan terlarang. Dan hidupnya berakhir seperti ini. Ini gila, benar-benar gila. Ia adalah gadis yang selalu bahagia, selalu penuh kasih sayang," kenang Robert.
Sebelumnya diberitakan, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong mengkonfirmasi bahwa visa kerja Seneng telah berakhir pada tahun 2012.
"Dia berasal dari Muna, Sulawesi Utara. Ia memegang visa kerja, namun visanya hanya berlaku sampai tahun 2012," kata Konsul Konsuler I KJRI Hong Kong, Rafail Walangitan seperti dikutip oleh AFP.
Kontrak kerjanya adalah sebagai pembantu rumah tangga dan berlaku sejak tahun 2010 hingga tahun 2012.
"Kami tidak mengetahui statusnya sejak saat itu," kata Rafail.