PKS Tantang KIH dan KMP Adu Sepak Bola

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 04 November 2014 | 18:59 WIB
PKS Tantang KIH dan KMP Adu Sepak Bola
Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mengeluarkan mosi tidak percaya pada pimpinan DPR 2014-2019. [suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Almuzzammil Yusuf mengajak anggota DPR dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) bertanding sepak bola persahabatan mencairkan suasana.

"Dalam rangka menyambut Hari Pahlawan untuk mencairkan hubungan, saya mengajak teman-teman KIH dan KMP main bola bersama melawan wartawan di lapangan bola DPR," kata Anggota DPR dari PKS Almuzzammil Yusuf di Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Menurut Almuzzammil , kegiatan main sepak bola bersama rencana dilaksanakan pada 11 November pukul 16.00 WIB .

"Saya sudah menghubungi teman-teman di KMP, Pak Akbar Faisal dari Nasdem akan menghubungi teman-teman KIH, sementara wartawan DPR juga sudah ada yang bersedia, kita tunggu kesediaan teman-teman yang lain." kata dia.

Politisi PKS yang rutin bermain sepak bola ini mengatakan, rencana ini adalah ikhtiar supaya rakyat tidak disuguhi berita tegang terus tentang DPR.

Walaupun tidak menjamin diplomasi sepak bola ini akan berhasil meredakan perselisihan kedua kubu, Almuzzamil mengatakan semoga pimpinan DPR, fraksi, dan bahkan pimpinan partai bisa bergabung dan menindaklanjuti diplomasi lapangan hijau ini.

Dengan bermain bola, kata Muzzammil, diharapkan kedua pihak dapat saling memahami dan saling menerima posisi masing-masing sesuai dengan aturan main yang ada.

"Panasnya dinamika politik, tidak boleh berimbas kepada hubungan antarpersonal sesama anggota DPR," kata dia.

Bagi Muzzammil, semangat hari Pahlawan mengajarkan kepada para politisi untuk berkontribusi bagi masyarakat dengan kerja nyata sebagai wakil rakyat.

"Pekerjaan sudah menanti, kita harus jadi penyeimbang kerja pemerintah ,jika di dalam masih ada konflik maka bisa menghambat kerja DPR," katanya.

REKOMENDASI

TERKINI