Suara.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong siap mengawal kasus tenaga kerja wanita asal Cilacap, Sumarti Ningsih (23), yang menjadi korban mutilasi.
"Kedatangan kami ke sini untuk mendengar permintaan dari keluarga korban. Tentu saja, Kemenlu melalui KBRI di Hongkong akan mengawal kasus ini," kata staf Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu Tumirin, di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (4/11/2014).
Tumirin, mengatakan hal itu kepada wartawan saat mengunjungi rumah keluarga almarhumah Sumarti Ningsih di Grumbul Banaran RT 02 RW 05, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap.
Menurut dia, orang tua korban meminta agar jasad Sumarti Ningsih dipulangkan ke Gandrungmangu dan pembunuhnya dihukum seberat-beratnya.
"Kami akan menindaklanjuti permintaan keluarga, terutama pemulangan jenazahnya tetapi harus melalui proses. Apalagi saat ini tengah dalam proses hukum," katanya.
Kendati demikian, dia memastikan bahwa KJRI di Hong Kong akan mengawal proses hukum atas kasus pembunuhan sadis tersebut sebagai bentuk perlindungan negara terhadap buruh migran di luar negeri.
Sebelumnya, ayahanda Sumarti Ningsih, Achmad Kaliman (58) mengharapkan pemerintah memfasilitasi pemulangan jenazah anaknya bagaimanapun kondisinya agar dapat dimakamkan di kampung halamannya.
Seperti diwartakan, Sumarti Ningsih dan seorang rekannya menjadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting (29).
Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dengan kondisi terpotong-potong dalam sebuah koper di balkon lantai 31 apartemen milik Rurik Jutting di Distrik Wan Chai, Hongkong, Sabtu (1/11/2014), dan saat ini pelaku telah ditangkap kepolisian setempat. (Antara)