Tony Abbott dan Pasang Surut Hubungan dengan RI

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 04 November 2014 | 09:00 WIB
Tony Abbott dan Pasang Surut Hubungan dengan RI
Perdana Menteri Australia Tony Abbott, (30/10). (Reuters/Lucas Jackson)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hari ini, 57 tahun yang lalu, Anthony John Abbott lahir di London, Inggris. Lelaki yang lebih populer dengan nama Tony Abbott ini adalah Perdana Menteri Australia yang masih menjabat hingga saat ini.

Nama Abbott tentu tak terlalu asing di telinga kita. Tanggal 20 Oktober 2014 lalu, Tony Abbott jadi satu dari delapan kepala negara dunia yang datang menghadiri pelantikan Presiden baru Indonesia, Joko Widodo, di Gedung DPR/MPR.

Namun, sebelum itu rakyat Indonesia sudah berulang kali mendengar nama si perdana menteri dari negeri tetangga.

Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lelaki yang menduduki kursi Perdana Menteri sejak tahun 2013 itu sempat memicu ketegangan dengan Indonesia. Apalagi jika bukan kebijakannya terkait imigran gelap asal Asia yang masuk lewat perairan Indonesia. Ketika itu, kapal-kapal Angkatan Laut Australia melenggang dengan leluasa ke dalam zona laut Indonesia untuk menghalau perahu-perahu imigran yang ingin mencari penghidupan baru di Benua Kangguru.

Sebelumnya, Indonesia juga dibuat geram oleh aksi penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pada tahun 2009. Tak hanya Presiden SBY dan sejumlah menteri di kabinetnya, ibu negara kala itu, Ani Yudhoyono, juga jadi korban penyadapan. Abbott, yang saat penyadapan terjadi belum menjabat sebagai perdana menteri, jadi kena imbasnya. Hubungan kerja sama Indonesia dan Australia sempat merenggang, termasuk dihentikannya kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan.

Belum lama ini, giliran telinga SBY yang dibuat memerah. Namanya, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan sejumlah kepala pemerintahan di Asia ada dalam dokumen Wikileaks yang mengungkap perintah pencegahan penyebarluasan pemberitaan proses pengadilan kasus korupsi pencetakan uang kertas yang melibatkan Securency International dan Note Printing Australia. Pemerintahan Abbott pun akhirnya menyatakan bahwa SBY dan Mega sama sekali tidak terlibat dalam kasus yang dimaksud.

Ternyata tak hanya dengan Indonesia. Abbott pun secara personal pernah terlibat perang urat syaraf dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait insiden jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Oleh dunia internasional, rudal Rusia yang dipakai pemberontak Ukraina pro-Rusia dituding jadi dalang jatuhnya pesawat yang membawa 298 penumpang dan kru itu. Pada suatu ketika, Abbott sempat mengaku hendak menghadapi Putin langsung untuk meminta pertanggungjawaban atas tewasnya 14 warga Australia di pesawat tersebut.

Sebelum menjadi Perdana Menteri, Abbott pernah menduduki berbagai jabatan penting di pemerintahan Australia. Di era pemerintahan PM John Howard tahun 1998, Abbott pernah masuk kabinet sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Usaha Kecil. Pernah pula Abbott menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada tahun 2003.

REKOMENDASI

TERKINI