Ini Kicauan Terakhir Triomacan Sebelum Ditangkap

Laban Laisila Suara.Com
Minggu, 02 November 2014 | 17:26 WIB
Ini Kicauan Terakhir Triomacan Sebelum Ditangkap
Triomacan2000. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Admin sekaligus terduga pendiri akun twitter Triomacan2000, Raden Nuh, ditangkap polisi dengan tuduhan menjadi otak pelaku pemerasan terhadap sejumlah pejabat PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom).

Sebelum ditangkap pada Minggu (2/11/2014), dini hari, rupanya admin TM2000Back sempat berkicau di akunya.

Isi kicauannya pada dua hari terakhir rupanya tak penting dan hanya berisi status follower saja, namun pada kicauan 30 Oktober, admin rupanya  hendak menjelaskan soal tudingan yang disebutnya sebagai fitnah.

Aku pseudonim ini bahkan sempat sesumbar kalau mereka melakukan pemerasan setelah salah seorang adminnya, ES sudah ditangkap terlebih dahulu.

“Kalau kami pernah memeras, akun kami tak akan sanggup bertahan 4 tahun, di tengah2 upaya kami membongkar korupsi besar di negeri ini,” tulis TM2000Back.

Admin bahkan menyiratkan siap menerima resiko atas upaya yang disebut mereka aksi membonkar korupsi, kendati dengan ancaman pembunuhan.

“Kalau sekedar membuly kami di TL atau charater assasination ..itu mah kiciil.sdh sehari2. Jadi vitamin ..wong mau dibunuh saja sdh 5 kali,” tulis akun itu lagi.

Akun itu bahkan mengancam akan membongkar dan menjelaskan apa yang terjadi atas upaya fitnah terhadap mereka.

“Kami jelaskan sebentar lagi..agar tak ada dusta di antara kita dan tak ada orang tak bersalah menjadi korban kejahatan koruptor,” sambung TM2000back.

Tapi belum kelar admin itu membuktikan sesumbarnya untuk memberikan penjelasan, Raden Nuh keburu ditangkap polisi di sebuah rumah kost di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

"Dia dalang dari semua kejahatan ini," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Aris Budiman di Jakarta, Minggu (2/11/2014).

Berdasarkan informasi, petugas menangkap Nuh di salah satu rumah kos di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (2/11/2014) dini hari.

Aris mengatakan bahwa polisi masih memeriksa intensif Nuh terkait dengan penggunaan Twitter yang diduga untuk memeras terhadap sejumlah pejabat pemerintah.

Penyidik kepolisian juga akan mendalami hubungan Nuh dengan tersangka lain, Edi Syahputra, yang lebih dulu ditangkap sebelumnya.

Edi diduga merupakan salah satu komisaris perusahaan media online yang diduga terlibat pemerasan terhadap petinggi PT Telkom.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI