ISIS Janjikan Uang Rp300 Juta untuk Remaja Ini

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 31 Oktober 2014 | 13:02 WIB
ISIS Janjikan Uang Rp300 Juta untuk Remaja Ini
Para pejuang Syiah berpose bersama bendera ISIS yang mereka turunkan usai merebut kota Jurf al-Sakhar, (26/10). (Reuters/Stringer)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seorang remaja berusia 14 tahun dituduh merencanakan serangkaian aksi pengeboman di Wina, Austria. Lansiran Telegraph, si remaja ditawari uang sebesar 25.000 Dolar atau setara dengan Rp300 juta oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk melakukan serangan tersebut.

Otoritas Austria tidak merilis nama remaja tersebut. Namun, oleh media setempat, lelaki tersebut disebut bernama Mertkan G, putra seorang imigran Turki yang sudah bermukim di Austria selama delapan tahun. Mertkan ditahan pada hari Selasa (28/10/2014) lalu.

Stasiun Westbahnhof yang terletak di Wina menjadi salah satu tempat yang menjadi target serangannya. Si remaja berencana menanam bahan peledak di tempat yang dikenal sebagai lokasi tersibuk di negara tersebut. Setiap harinya, ada 40 ribu orang yang menggunakan jasa kereta api di stasiun itu.

Pihak berwajib Austria menolak mengomentari kabar yang menyatakan bahwa si remaja direkrut ISIS lewat internet. Polisi juga enggan mengomentari soal bayaran yang dijanjikan ISIS kepada si remaja jika bersedia melakukan pengeboman tersebut. Namun, salah seorang juru bicara kantor kejaksaan Wina mengatakan, remaja itu melakukan komunikasi dengan pihak yang berbeda-beda.

"Ia telah mengaku merencanakan untuk menanam sejumlah bom di sejumlah tempat ramai di Wina," kata juru bicara kantor kejaksaan Michaela Obenaus.

Meski masih berusia belia, remaja tersebut disebut mampu memilih target "layaknya seorang profesional". Memang, dirinya tidak sedang membuat bom ketika ditangkap. Namun, ia sudah melakukan riset soal bagaimana cara membuat sebuah bom lewat internet. Bahkan, si remaja telah memesan beberapa suku cadang pembuatan bom.

Pihak berwajib menyebut bom yang hendak dibuat si remaja sebagai "alat peledak yang tidak konvensional". Namun, media setempat menyebutkan, remaja tersebut berencana membuat sebuah bom cluster canggih, serupa dengan bom yang dipakai dalam serangan bom Maraton Boston, Amerika Serikat, tahun 2013.

Si remaja tidak berniat melakukan aksi bom bunuh diri. Kepada pihak berwajib, ia mengaku ingin pergi ke Suriah untuk bertempur bersama kelompok-kelompok jihad. Si remaja merasa yakin bahwa serangan bom yang ia rencanakan menjadi tiket baginya untuk bisa berangkat ke Suriah.

Terbongkarnya rencana remaja itu berawal dari kecurigaan para guru di sekolahnya. Mereka mencurigai tingkah si remaja yang pernah melontarkan kalimat bernada ancaman lalu melapor kepada polisi. Sejak saat itu, badan intelijen Austria terus memantau aktivitas si remaja di internet. Kini, ia masih berada dalam tahanan sementara penyelidikan terus berlangsung. (Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI