Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Suraya mengatakan tidak fair bila indikator keberhasilan kinerja seseorang hanya diukur oleh tingkat pendidikan. Hal ini terkait dengan pernyataan sejumlah kalangan yang meragukan kepemimpinan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hanya karena tamatan Sekolah Menengah Pertama.
"Bu Susi sudah membuktikan cara kerjanya yang mulai dari bawah sebagai pengusaha yang berhasil," kata Suraya kepada suara.com, Jumat (31/10/2014).
Suraya menambahkan banyak pengusaha ataupun wirausaha, seperti Menteri Susi, yang matang lantaran ditempa pengalaman di lapangan, bukan karena tingkat pendidikan mereka.
"Karena itu berikanlah kesempatan kepadanya untuk membuktikan kinerjanya," kata Suraya.
Suraya mengatakan melihat gayanya yang nyentrik, sudah tentu membuat masyarakat Indonesia tergelitik. Pasalnya, kata Suraya, sebagian masyarakat memang tidak terbiasa melihat publik figur yang seperti itu.
"Figur yang apa adanya," kata Suraya.
Suraya berharap kepada Menteri Susi sebagai perempuan dan seorang ibu dapat menahan diri untuk menunjukkan hal-hal yang tidak penting, seperti merokok, agar dijadikan teladan bagi perempuan dan anak Indonesia.
"Bahwa seorang pekerja keras tidak harus memperlihatkan gaya merokoknya di hadapan publik," kata Suraya.
Nama Menteri Susi melejit karena gebrakan dan sejumlah langkah yang dinilai kontroversial. Dari pengangkatan sebagai menteri, hingga perilakunya yang blak-blakan. Seperti merokok di kompleks Istana usai diumumkan menjadi Menteri oleh Presiden Joko Widodo. Ia merokok saat melayani wawancara wartawan. Wartawan pun memberitakan perilaku tersebut. Tak lama kemudian, namanya banyak dibicarakan di media massa maupun media sosial. Ada yang mengritik gayanya yang cuek sambil merokok, ada pula yang makin menyukainya karena menilai Menteri Susi adalah orang yang apa adanya, berbeda dengan pejabat pada umumnya.