Hubungan Israel dan Palestina terancam memburuk menyusul komentar Presiden Palestina Mahmoud Abbas atas penutupan kompleks Masjid Al-Aqsa bagi warga Yahudi dan Muslim oleh pemerintah Israel. Abbas menyebut Israel membuat "deklarasi perang".
Adapun, penutupan kompleks Masjid Al-Aqsa, yang oleh warga Yahudi disebut Temple Mount, dilakukan menyusul penembakan Moataz Hijazi, (32), seorang lelaki Palestina yang dijadikan tersangka dalam kasus percobaan pembunuhan seorang aktivis Yahudi. Otoritas Israel menjelaskan bahwa penutupan kawasan masjid merupakan salah satu upaya pengamanan.
Namun, Palestina mencurigai langkah tersebut sebagai cara untuk menggeser pengaruh status quo ke kawasan masjid.
"Eskalasi Israel yang membahayakan ini adalah deklarasi perang terhadap warga Palestina dan tempat-tempat sucinya, serta terhadap Bangsa Arab dan Islam," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina, mengutip pernyataan Abbas.
"Keputusan ini adalah aksi yang berbahaya dan tantangan nyata yang akan berujung pada lebih banyak ketegangan dan instabilitas," lanjutnya.
Juru bicara Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, menyambut pernyataan tersebut. Ia mengatakan bahwa Israel tidak akan melakukan perubahan apapun terhadap status quo situs tersebut.
"Apa yang kami butuhkan bukanlah retorika inflamasi tapi kepemimpinan bertanggung jawab untuk mencoba menenangkan segala sesuatu. Israel terpaksa melakukan hal ini tunuk mengurangi ketegangan dan kami harap ketenangan bisa segera tercipta agar ibadah yang digelar berlangsung damai dan aman," tambahnya.
Jelang pelaksanaan ibadah Sholat Jumat hari ini, pejabat kepolisian tengah mempertimbangkan untuk membuka tempat tersebut. Namun, tampaknya langkah tersebut tidak akan cukup untuk meredam ketegangan di Yerusalem.
Ketegangan berawal dari penembakan Yehuda Glick, seorang aktivis sayap kiri yang mendatangi kompleks Masjid Al-Aqsa (Temple Mount) dalam rangka menghadiri sebuah konferensi di tempat tersebut, Rabu (29/10/2014). Yehuda merupakan orang yang mendukung agar Israel punya kendali lebih atas tempat yang dianggap suci, baik oleh umat Yahudi maupun umat Islam itu. Saat ini, Yehuda masih dalam perawatan akibat empat luka tembak yang ia alami.(Independent/Wall Street Journal)