Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, bakal memboyong semua keluarhanya ke Jakarta setelah diumumkan Presiden Joko Widodo sebagai menteri, Minggu (26/10/2014).
"Iya ada beberapa, adik saya, bapak saya datang dari kampung mereka ke sini," ucap Yohana usai dipilih Jokowi
Yohana menerangkan, setelah Jokowi menunjuknya sebagai menteri, dia membawa amanah dari orang Papua, khususnya kaum perempuan dan anak.
"Saya pikir saya membuka pintu untuk perempuan Papua ke depan karena pak presiden sudah katakana, bahwa baru satu kali selama Papua bagian dari Indonesia, baru memberikan satu guru besar perempuan Papua, dan saya membuka pintu untuk itu," jelas dia.
Setelah Jokowi mengumumkan nama menteri, dia (Jokowi) menerangkan baru Yohana yang menduduki gelar profesor perempuan pertama dari Papua.
"Profesor perempuan pertama dari Papua, guru besar utama dari Universitas Cendrawasih, aktifis yang aktif membela perempuan dan anak," kata Jokowi ketika menerangkan sosok Yohana.
Yohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua dan adalah perempuan Papua pertama yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang silabus desain dan material development.
Istri dari Leo Danuwira ini lahir di Manokwari, pada 1 Oktober 1958 dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak, di Auditorium Uncen, Rabu (14/11/2014) . Sebelum Yohana didaulat menjadi profesor, ia memiliki segudang pengalaman, jabatan dalam pekerjaan.
Dosen perempuan Papua pertama bergelar profesor ini pertama menuntut ilmu di Sekolah Dasar (SD) Padang Bulan Jayapura, tahun 1971. Lalu, melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Nabire. Ia menyelesaikan pendidikan di sekolah tahun 1974. Pendidikan selanjutnya di bangku SMA Negeri Persiapan Nabire.
Setelah lulus sekolah, tahun 1985, Yohana melanjutkan pendidikan sarjana (S1) pada program studi bahasa Inggris jurusan pendidikan bahasa dan seni FKIP Uncen. Semasa kuliah, dia bekerja sebagai asisten dosen di program studi yang digelutinya selama tiga tahun yakni sejak 1983-1986.