Suara.com - Anggota DPR RI Aria Bima mengingatkan kepada semua pihak agar mewaspadai upaya penipuan yang mencatut nama dirinya dan penipuan tersebut muncul seiring menangnya pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam Pilpres 2014.
"Mereka mengaku-aku sebagai utusan saya untuk menjadi makelar jabatan, baik di lingkungan kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun instansi pemerintah lainnya," kata Aria Bima mantan Tim Sukses Jokowi-JK dalam siaran persnya kepada Antara, Rabu (22/10/2014).
Aria Bima yang juga politisi PDI Perjuangan menegaskan, pihaknya sama sekali tidak pernah mengutus seseorang atau kelompok untuk menawar-nawarkan jabatan tertentu di kementerian, BUMN, maupun instansi pemerintah lainnya.
"Saya tidak pernah langsung maupun tidak langsung melalui perantara, menawarkan jabatan maupun posisi apa pun di kementerian atau lembaga pemerintah lainnya," kata anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan daerah pemilihan Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali ini.
Penegasan itu disampaikan Aria Bima lantaran belakangan ini pihaknya mendapat laporan ihwal adanya orang-orang yang mengaku-aku sebagai utusannya dan menjalankan praktik sebagai makelar jabatan.
Kejadian antara lain dilaporkan terjadi di Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN dan beberapa BUMN, bahkan juga di Badan Intelijen Negara (BIN).
Aria Bima sebelumnya menjabat Wakil Ketua Komisi VI DPR RI periode 2009-2014, yang membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM), dan BUMN.
Atas kejadian itu, Aria Bima mengaku prihatin, karena penipuan tersebut selain merugikan korban juga berdampak negatif atas nama baik dia dan keluarganya.
"Ya kepada siapa pun yang mendapati orang-orang yang mengklaim utusannya dan menjadi makelar jabatan, harap menghubungi Yuyun, sekretaris pribadi saya, di nomor 08128935321," kata Aria Bima.