Suara.com - Malala Yousafzai, orang termuda peraih Hadiah Nobel Perdamaian kembali menyerukan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan di seluruh dunia. Hal itu disampaikan Malala saat menerima Liberty Medal, penghargaan bergengsi yang dianugerahkan kepada para aktivis perdamaian.
"Tiada perempuan, tiada anak, dimanapun di dunia ini yang boleh dirampas hak-haknya untuk memperoleh pendidikan," kata gadis Pakistan berusia 17 tahun itu dalam sambutannya.
Liberty Medal hanya diberikan pada orang-orang yang "berupaya memperjuangkan anugrah-anugrah kebebasan", demikian ditulis dalam situs Pusat Konstitusi Nasional yang memberikan penghargaan itu setiap tahun di Philadelphia, Amerika Serikat.
Selain memperoleh medali, Malala juga berhak membawa pulang hadiah uang tunai sejumlah 100 ribu Dolar atau senilai Rp1,2 miliar. Malala mengatakan, uang itu akan ia sumbangkan untuk bantuan kemanusiaan dan pendidikan di kampung halamannya, Pakistan.
Penghargaan ini diberikan dua pekan setelah Malala menjadi orang termuda yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian. Awalnya, Malala bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang remaja yang memperjuangkan hak anak-anak perempuan di desanya untuk mendapat pendidikan lewat blog internetnya.
Malala ditembak di bagian kepala oleh orang-orang Taliban karena dirinya dinilai terlalu vokal. Ia kemudian dilarikan ke Inggris untuk mendapat pengobatan hingga pulih dan meneruskan perjuangannya. Kini Malala mengelola Yayasan Malala yang didedikasikan pada upaya pemberdayaan perempuan melalui jalur pendidikan. (Reuters)