Suara.com - Ada banyak cara untuk menunjukkan perlawanan. Terkadang, seseorang memilih cara yang ekstrim untuk melayangkan protes terhadap sesuatu.
Salah satunya adalah seperti yang dilakukan demonstran Rusia bernama Pyotr Pavlensky. Lelaki yang berprofesi sebagai seniman ini memanjat dinding Pusat Ilmu Psikiatri Sosial dan Forensik di Serbsky, Moskow, pada hari Minggu (19/10/2014).
Tanpa busana sehelaipun, Pyotr duduk di tepian dinding sambil membawa pisau besar. Kemudian, tanpa ragu, lelaki itu mengiris sebagian daun telinga kanannya.
Apa yang dilakukan Pyotr adalah bagian protes bertajuk "Segregation". Pyotr mengecam pemanfaatan psikiatri forensik untuk tujuan politik.
Pyotr memotong telinga untuk mendemonstrasikan bagaimana pemerintah membungkam orang yang tidak diinginkan dengan cara menggunakan diagnosa medis dan psikiatri palsu. Tujuannya, tak lain agar orang yang hendak disingkirkan bisa dimasukkan ke dalam rumah sakit penjara.
Tak beberapa lama setelah sukses melakukan aksinya, Pyotr diringkus aparat kepolisian. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit.
Bukan baru kali ini Pyotr melakukan aksinya. Bulan November lalu, lelaki itu memaku testisnya di trotoar Istana Kremlin, Moskow. Aksi itu merupakan bentuk protes terhadap politik yang dianut negeri Tirai Besi.
Ia juga pernah melilitkan kawat berduri di depan gedung pemerintah di Kota Saint Petersburg dan menjahit bibirnya menentang penahanan kelompok protes Pussy Riot. (Reuters)