"Selama ini pemerintah setempat juga pusing memikirkan puluhan ton beras setiap bulannya yang harus disediakan untuk makan ribuan pengungsi tersebut, dan dari mana dana itu dicari," kata Badaruddin.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Sutopo Purwo Nugro menyebutkan, pada 10 Oktober terjadi 10 kali gempa hybrid, gempa vulkanik, tremor yang terus menerus dan 38 kali guguran awan panas.
"Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Pengamatan PVMBG Badan Geologi menunjukkan bahwa potensi erupsi masih berpeluang terjadi sehingga perlu diwaspadai," katanya.
Gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran dan gempa vulkanik itu terjadi Jumat pukul 00.06 WIB.
Pada pukul 08,59 WIB terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah selatan dengan tinggi kolom abu awan panas 2.000 meter.
Adapun lama erups mencapai 250 detik. "Kalau dhitung sejak Kamis (9/10) hingga Jumat telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas," katanya.
Meski sudah diberlakukan tanggap darurat status Sinabung masih Siaga (level III). (Antara)