Mendikbud Haruslah Sosok yang Menguasai Manajerial Pendidikan

Jum'at, 17 Oktober 2014 | 04:14 WIB
Mendikbud Haruslah Sosok yang Menguasai Manajerial Pendidikan
Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasmin memberi penjelasan terkait soal UN, Selasa (15/4/2014).[Suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar dan pemerhati pendidikan, Hilmar Farid mengatakan, calon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) haruslah memiliki kemampuan manajerial bidang pendidikan, jika ingin meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

"Calon menteri yang ideal adalah orang yang memang mengenal dunia pendidikan. Artinya, dia tidak perlu profesor atau doktor, atau sangat terpelajar di bidangnya, tetapi (haruslah) orang yang memang menguasai persoalan manajerial pendidikan," kata Hilmar di Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Hilmar mengatakan, calon menteri yang paham manajerial pendidikan berarti mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan setiap unsur pendidikan, serta mendayagunakan seluruh potensi atau sumber daya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Namun selain itu menurutnya, calon menteri itu juga harus memiliki pendirian yang teguh, dalam arti tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain.

"Sekarang kita masih lemah kemampuan manajerial. Kalau konseptual, kita banyak orang pintar yang bersedia menyumbangkan tenaga dan pikirannya di bidang pendidikan. Tetapi persoalannya, mampu-tidak kita me-manage?" tuturnya.

Hilmar pun mengatakan bahwa saat ini dunia pendidikan lebih membutuhkan orang yang menguasai keterampilan manajerial daripada pintar secara konseptual.

"Calon menteri harus mempunyai pendirian yang jelas tentang arah pendidikan. Pendidikan seperti apa? Jangan sampai ikut-ikutan pendapat orang yang sepertinya lebih pintar berbicara," ujarnya.

Dikatakan Hilmar lagi, sang menteri harus kelak mampu meningkatkan mutu pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak terpusat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya saja.

"Saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih belum merata karena masih terpusat di kota-kota besar," katanya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI