Bos Maskapai Ini Tak Percaya MH370 Jatuh di Samudera Hindia

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2014 | 06:38 WIB
Bos Maskapai Ini Tak Percaya MH370 Jatuh di Samudera Hindia
Bayangan pesawat P3 Orion milik AU Selandia Baru dalam operasi pencarian MH370 di Samudera Hindia. (Reuters/Rob Griffith)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bos maskapai penerbangan Emirates Airlines meyakini bahwa pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang sejak 8 Maret lalu, tidak jatuh ke Samudera Hindia. Pernyataan Sir Tim Clark, bos Emirates Airlines itu disampaikan kepada surat kabar Jerman Der Spiegel.

Menurut Sir Tim Clark, pesawat itu tidak berada dalam kondisi auto pilot seperti yang diperkirakan selama ini. Sebaliknya, Tim meyakini pesawat itu dikendalikan.

"MH370, menurut hemat saya, berada di bawah kendali, kemungkinan sampai di saat akhir," kata Tim seperti dikutip Der Spiegel.

Pernyataan itu menyanggah teori yang selama ini dijadikan skenario hilangnya pesawat yang dinaiki 239 orang itu. Selama ini, para ahli dan media menyebut bahwa pesawat itu berada dalam keadaan autopilot sampai kehabisan bahan bakar dan jatuh ke Samudera Hindia.

"Setiap detik penerbangan yang perlu diselidiki, secara teori, berakhir di Samudera Hindia - di mana mereka masih belum menemukan jejaknya, bahkan sebuah sandaran kursi sekalipun," kata Tim.

"Sepanjang pengalaman kami melihat kecelakaan pesawat di air, ketika ada pesawat yang jatuh, pasti selalu ada sesuatu," lanjut Tim.

Tim bahkan menyangsikan keakuratan sinyal satelit yang selama ini dipakai untuk mendeteksi keberadaan pesawat, termasuk menentukan di mana pesawat asal Kuala Lumpur tujuan Beijing itu mengakhiri penerbangannya. Tim, pemimpin perusahaan yang mengoperasikan 127 pesawat Boeing 777, sama persis dengan tipe pesawat MH370, menuntut transparansi penyelidikan.

"Saya sangat tidak puas dengan semua yang diungkap tentang ini," kata Tim.

Tim juga sangsi bahwa pilot MH370 mampu mematikan alat pelacak pesawat. Pasalnya, menurut Tim, pesawat tersebut memiliki alat pelacak yang sangat canggih dan tidak bisa diutak-atik seenaknya oleh pilot.

"Mematikan (alat pelacak) itu bukan hal yang sederhana dan pilot-pilot kami tidak terlatih untuk melakukan itu. Namun pada penerbangan MH370, alat tersebut dimatikan, sampai tidak bisa dilacak dari darat," ujar Tim.

"Kami perlu tahu siapa sebenarnya yang ada di dalam pesawat secara rinci yang jelas beberapa orang pasti tahu. Kami juga ingin tahu apa yang dibawa pesawat itu," pungkasnya.

Sudah tujuh bulan pesawat tersebut hilang. Analisis terakhir dari Biro Keselamatan Transportasi Australia, pesawat tersebut meluncur dengan gerakan memutar ke arah Samudera Hindia ketika kehabisan bahan bakar. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI