Suara.com - Polisi memeriksa lima saksi, termasuk kondektur bus Harapan Jaya yang mengalami kecelakaan dan menewaskan tujuh penumpang. Sementara sopir bus yang melarikan diri masih dalam pengejaran.
"Hari ini (14/10/2014), penyidik dari Polres Sidoarjo dan Polda Jatim memeriksa lima orang saksi, termasuk kondektur dan kenek bus Harapan Jaya, sedangkan sopir bus masih dicari (karena melarikan diri)," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono saat dihubungi Antara di Surabaya, Selasa (14/10/2014).
Awi menambahkan, teknisi dari Hino (produsen bus/truk) didampingi petugas dari Ditlantas Polda Jatim dan Labfor Polri Cabang Surabaya sudah membongkar mesin bus Harapan Jaya yang mengalami kecelakaan.
"Hasil penelitian mesin bus itu ternyata sistem pengeremen cukup bagus, dan bus dengan nomor polisi AG-7900-UR itu saat mengalami kecelakaan di kawasan Medaeng, Kecamatan Waru, Sidoarjo sedang menggunakan 'speed' (kecepatan) pada transmisi 5," ungkapnya.
Bus Harapan Jaya jurusan Surabaya-Trenggalek mengalami kecelakaan sesaat setelah keluar dari Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo pada Senin (13/10/2014) sekitar pukul 05.00 WIB. Bus itu dikemudikan Teguh (36), warga Jalan Mastrip, Banaran, Kediri.
Kabar yang beredar terkait penyebab kecelakaan, bus Harapan Jaya melaju dari timur ke barat saling kejar dengan bus lain. Saat saling kejar, sopir bus tidak menyadari kondisi jalan agak menikung di depan Mahkamah Militer.
Akhirnya, bagian depan kanan bus menghantam pembatas jalan (guardrail) dan dalam kondisi menabrak "guardrail" itu, bus yang mengangkut puluhan penumpang terus melaju hingga akhirnya terguling dan terseret sejauh 100 meter.
Peristiwa itu mengakibatkan sejumlah penumpang terlempar. Tujuh orang diketahui meninggal dunia, sedangkan sisanya menderita luka. Korban meninggal adalah Ibnu Markaban (34), Sawal (54) , Sukardi (75), Kasiadi (50), Priyo Wahyu (46), Suliyem (55), dan Mr X.
"Kami masih menyelidiki kejadian ini dan belum bisa menyimpulkan penyebabnya," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sidoarjo AKP Budi S saat dikonfirmasi di lokasi kejadian (13/10/2014).
Ada dugaan, sopir bus tidak bisa menguasai kendali kemudi hingga akhirnya menabrak pembatas jalan dan penerangan jalan umum di sekitar lokasi kejadian.
"Intinya semua kemungkinan penyebab kecelakaan masih bisa terjadi," kata Budi. (Antara)