Suara.com - Kepolisian Australia masih menyelidiki kasus mutilasi warga negara Indonesia (WNI) Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah, oleh kekasihnya, Marcus Volke. Polisi menyelidiki dugaan bahwa sepasang kekasih itu bertengkar soal urusan membersihkan kotoran anjing sebelum pembunuhan keji itu terjadi
Para tetangga mengaku mendengar teriakan dari dalam apartemen Mayang dan Marcus di Teneriffe, Brisbane. Di apartemen tersebut, mereka memelihara lima ekor anjing jenis pug dan anak anjing jenis bulldog.
Beragam kesaksian dari orang-orang yang mengaku bertemu Marcus juga bertebaran di dunia maya. Salah satunya adalah orang yang menceritakan bahwa temannya melihat Marcus berjalan keluar dari lorong apartemen.
"Pertanyaan Marcus pada teman saya adalah apakah ia melihat seorang lelaki berlari sambil membawa pisau di wilayah ini," ungkap orang tersebut di forum online Websleuths.
"Kepada polisi, Marcus mengatakan bahwa dirinya melihat seorang lelaki berlari sambil membawa pisau," lanjutnya.
"Mereka (polisi) awalnya bingung sehingga Marcus lolos dan berlari ke arah tempat sampah," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Marcus mengakhiri hidupnya di dekat tempat sampah tersebut. Ia menggorok lehernya sendiri dengan sebilah pisau.
Marcus diduga membunuh Mayang, kekasih yang ia kenal di rumah bordil di Melbourne, tempat mereka sama-sama bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). Marcus memutilasi Mayang, transgender asal Lampung, Indonesia itu dan merebus beberapa bagian tubuhnya.
Perbuatan keji itu terbongkar setelah tetangga apartemen mereka di Brisbane, yang baru mereka diami selama beberapa bulan, mencium bau tak sedap. Polisi pun dipanggil dan menemukan potongan tubuh Mayang pada hari Sabtu (4/10/2014) malam. Marcus dilaporkan melarikan diri dan menghabisi nyawanya sendiri di lokasi yang berjarak 100 meter dari TKP. (Courier Mail)