Suara.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Suraya mengatakan agar Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih mencapai rekonsiliasi disarankan kepada kubu Jokowi untuk tetap melakukan lobi komunikasi.
"Koalisi Jokowi juga harus menghilangkan ketokohan," kata Suraya kepada suara.com, Minggu (12/10/2014).
Tujuan menghilangkan ketokohan adalah agar Koalisi Merah Putih bersedia melakukan rekonsiliasi.
"Dan juga kemungkinan mau berpindah ke Koalisi Indonesia Hebat. Apalagi bagi partai yang masih setengah hati di Koalisi Merah Putih," kata Suraya.
Selain terus menerus membangun komunikasi dengan Koalisi Merah Putih, kata Suraya, kubu Jokowi juga harus membuktikan bisa bekerja untuk rakyat. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi Koalisi Merah Putih untuk mengganggu pemerintah.
"Jokowi harus membuktikan dengan kerja nyata dari program yang pro rakyat sehingga kebijakannya tidak dijegal oleh Koalisi Merah Putih," ujar Suraya.
Suraya menjelaskan komunikasi yang dilakukan oleh Jokowi melalui blusukan, dalam teori komunikasi paradigma modern adalah komunikasi partisipatory. Yakni, komunikasi yang langsung kepada rakyat, mengajak rakyat ikut dalam pembangunan dan mengawasi pemerintahan.
Dengan cara komunikasi partisipatory tersebut, kata Suraya, Jokowi bisa langsung berkomunikasi di semua level, mulai dari rakyat, pemerintahan di level paling bawah sampai pada level tertinggi di legislatif dan yudikatif.
Dengan begitu, kata Suraya, Jokowi dapat dengan lancar melakukan kerja nyata dalam pembangunan dan sekaligus melakukan pengawasan terhadap jalannya pembangunan.
"Maka people power akan terbentuk, dan Koalisi Merah Putih tidak akan bisa menjegal pemerintahan Jokowi. Bahkan akan menarik simpati partai lainnya untuk ikut dalam Koalisi Indonesia Hebat," ujar Suraya.