Pamerkan Konflik Politik, DPR Sama Saja Bunuh Diri

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 11 Oktober 2014 | 14:09 WIB
Pamerkan Konflik Politik, DPR Sama Saja Bunuh Diri
Suasana sidang paripurna DPR mengesahkan paket pimpinan yang diusung oleh tujuh fraksi dari koalisi Merah Putih di Gedung Nusantara II Jakarta, Kamis (2/10) . (Suara.com/urniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai, Dewan Perwakikan Rakyat (DPR) saat ini sudah mencoreng nama baiknya sendiri menyusul beragam polemik yang muncul usai putusan pimpinan parlemen. Sebastian menilai konflik yang bisa disaksikan masyarakat ini sama saja tindakan bunuh diri.

"DPR sajikan sesuatu kepada masyatakat yang kurang elok dan saya pikir ini gerakan bunuh diri," kata Sebastian di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat,Sabtu (11/10/2014).

Namun, menurutnya hal tersebut bukanlah tanpa sebab. Pasalnya, konflik politik di parlemen dimulai dari pembahasan Undang-undang MD3, Undang-undang Pilkada, perebutan pimpinan DPR MPR. Rentetan konflik itu membuat masyarakat justru mencibir Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang hanya mengutamakan kepentingan golongan semata.

Sebastian menambahkan, situasi politik yang terjadi di awal periode ini sudah membuat masyarakat resah. Hal itu diperparah oleh pertarungan antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen.

"Memang ini bukan tanpa alasan, tapi semuanya seolah mengincar tampuk kekuasaan," tambahnya.

Dan menurutnya untuk mengembalikan nama baik lembaga DPR ke depan butuh waktu yang tidak sebentar. Untuk memwujudkan itu, Sebastian mengimbau DPR agar bekerja sesuai dengan harapan rakyat. Hanya hal itu yang bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat.

"DPR mesti kerja keras untuk mengembalikan trust atau kepercayaan publik ke depan,"kata Sebastian.

Di sisi lain, menurut Sebastian, apa yang dilakukan oleh anggota DPR tersebut dapat membuat masyarakat menjadi melek politik dan kesadaran akan politik menjadi lebih meningkat.

"Tapi diluar itu, masyarakat sekarang semakin cerdas dengan tingkah yang ditunjukan DPR, dan DPR harus tahu itu," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI