Ini Pengakuan Mantan Brigade Perempuan ISIS

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 09 Oktober 2014 | 06:07 WIB
Ini Pengakuan Mantan Brigade Perempuan ISIS
Tentara Lebanon Abbas Medlej, yang juga berasal dari keluarga Syiah jadi korban pemenggalan ISIS. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang perempuan yang mengaku bernama Khadijah (25) asal Suriah berhasil kabur dari pasukan brigade perempuan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena takut melihat aksi pembunuhan dan pemenggalan para sandera.

Seperti dilansir wawancaranya dengan CNN, dia menceritakan perjalanan hidupnya sampai akhirnya bergabung dengan ISIS.

Sebelumnya dia berprofesi sebagai guru SMP di Suriah dan memutuskan bergabung dengan ISIS setelah dibujuk oleh seorang lelaki Tunisia yang dikenalnya melalui jejaring sosial.

Pertama kali dia bertugas berpatroli dengan menenteng senjata di kota Raqqa yang memang dikuasai dan menjadi markas besar ISIS Suriah.

Tapi setelah menyaksikan sejumlah kekerasan, seperti penyaliban yang dilakukan para jihadis termasuk pemenggalan para sandera, dia memilih untuk kabur ke Turki.

Dia tercebur bersama ISIS setelah ikut rangkaian demonstrasi memprotes dan berupaya menjatuhkan penguasa Suriah Presiden Bashar al Assad.

Terlena dengan bujuk rayu lelaki Tunisia itu, dia memutuskan pindah ke Raqqa dan mulai bertugas di Brigade Khansa, satuan militer perempuan ISIS.

Dia mengaku digaji sekitar 200 dolar Amerika, atau lebih dari Rp2 juta perbulan. Kerjanya adalah berpatroli mencari perempuan yang tidak berpakaian baik versi ISIS. Bagi mereka yang melanggar dijamin bakal kena cambukan sebagai hukumannya.

Adapun algojo hukum cambuk ini, menurut Khadija adalah anggota ISIS bernama Umm Hamza.

“Dia bukan perempuan normal. Badannya besar dan membawa AK47, pistol dan menggunakan niqab (jubah khas Timur Tengah),” cerita Khadija.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI