Suara.com - Politisi Partai Gerindra Edhy Prabowo menanggapi pemilihan pimpinan MPR yang dimenangkan Koalisi Merah Putih (KMP). Menurutnya, pemilihan pimpinan MPR merupakan uji kekompakan KMP.
"Sesuai dengan perkiraan kita, walaupun tanpa PPP (Partai Persatuan Pembangunan), semalam solidaritas KMP itu diuji dan sudah diuji, kita tetap solid. Itu suatu hal yang positif," ujar Edhy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Selain itu, dia tidak mempermasalahkan sikap PPP yang menyeberang ke kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Itu tidak masalah. Itu dinamika politik. Dinamika berpolitik salah satunya itu tidak bisa saklek, tidak bisa muncul nama-nama misal A besok B, ini kan hakikatnya. Yang penting bagaimana kita meyakinkan masyarakat, meyakinkan anggota MPR semalam bahwa pilihan kita ini yang paling bisa diterima dengan alasan banyak lah, saya pikir," ujar dia.
Edhy juga mengaku sikap PPP yang merasa dikhianati maupun ditinggalkan KMP itu salah. Dia menerangkan, ada perjanjian tertulis dari semua parpol yang berada di KMP.
"Ada semua kok perjanjian, sebelum PPP menandatangani kontrak kemarin dan itu kepada kami, dan itu tadi politik selalu dinamis," ujar dia.
Anggota DPR Fraksi Gerindra ini berharap PPP tidak keluar dari KMP, namun jika sudah merasa tidak nyaman, dia menyerahkanya ke internal partai itu sendiri.
"Kalau PPP keluar dari KMP itu hak prerogatif dari mereka, saya harap tidak usah sampai ke sana lah, kan lima kali pertempuran menang bersama-sama. Kalau pertempuran keenam dia tidak bersama-sama mungkin karena dinamika, kita menghormati itu," tambahnya.