Suara.com - Pemimpin tertinggi di Korea Utara, Kim Jong Un sudah satu bulan tidak muncul di hadapan publik. Sejumlah spekulasi pun merebak, mulai dari kondisi kesehatannya yang memburuk karena obesitas hingga isu kudeta yang telah terjadi di negara komunis itu.
Mantan intelijen, Jang Jin Sung mengklaim, sejumlah kelompok elit Korea Utara yang terusir dari negara itu mengungkapkan bahwa negeri mereka tengah berada dalam perang saudara. Hal itu diungkapkan dalam pertemuan antara pembelot Korea Utara di Belanda, beberapa waktu lalu.
Jang yang merupakan orang dekat Kim Jong Il – ayah dari Kim Jong Un – mengatakan, sejumlah anggota Organization and Guidance Department telah mengambil alih jalannnya pemerintahan di Korea Utara. Kelompok yang sangat kuat itu telah melakukan perlawanan kepada pemerintahan Kim Jong Un.
“Di satu sisi, masyarakat ingin mempertahankan monopoli rezim. Di sisi lain, masyarakat sepertinya tengah melawan kebijakan yang dilakukan oleh rezim yang berkuasa. Sebenarnya bukan perang saudara namun ada dua kekuatan yang saling berebut pengaruh di sana,” kata Jang.
Meski belum bisa dipastikan apakah memang benar terjadi perang saudara, situasi politik di Korea Utara terus mengalami guncangan sejak Kim Jong Un mengambil alih tampuk pimpinan tertinggi di negara itu dari mendiang ayahnya.
Kim bukan saja mencopot sejumlah pejabat tinggi tetapi juga menangkap pamannya sendiri, Jang Song Tahek karena dianggap telah berkhianat. Jang dianggap berupaya melakukan kudeta mengambil alih tampuk kepemimpinan tertinggi di Korea Utara menyusul kematian ayahnya. (USAToday)