Suara.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) atau senator Bali, Gede Pasek, membantah suara DPD terpecah saat voting dalam Rapat Paripurna Pemilihan Pimpinan MPR --yang baru selesai sekira pukul 4.30 WIB pagi ini, Rabu (8/10/2014). Menurutnya, jika memang terpecah, selisih hasil voting itu tidak akan berbeda jauh.
"Kita lihat dari selisihnya aja 17 suara, mayoritas suara dari DPD. Coba DPD tidak ada di situ, bisa selisih 60 sampai 70 suara," kata Pasek usai Rapat Paripurna, Rabu (8/10/2014).
Dia mengatakan, DPD solid sejak rapat internal terakhir yang dilakukan oleh mereka. Karena, mereka ingin ketua MPR berasal dari DPD.
"Hasil rapat sebelumnya mayoritas mendukung yang terbaik DPD sebagai ketua. Tapi memang ada varian anggota partai politik juga di DPD," ujarnya.
Walaupun dalam paket Pimpinan MPR Koalisi Indonesia Hebat (KIH), Oesman Sapta Odang tidak menjadi Ketua MPR, namun dalam paket KMP, Oesman sebagai Wakil Ketua MPR. Hasil ini pun tidak menjadi masalah buatnya. Sebab, DPD masih mengambil peran penting dalam Pemilihan Ketua MPR periode 2014-2019.
"Dalam kompetisi politik yang diingankan akan didapat. Tapi hasilnya tadi jadi sejarah besar. Karena DPD menjadi bandul hingga detik-detik akhirnya," tuturnya.
Hasil voting Rapat kali ini, Paket A, atau paket Pimpinan MPR yang dibentuk oleh KIH mendapatkan 330 suara. Sedangkan Paket B yang dibentuk KMP mendapatkan 347 suara. Satu suara lainnya abstain. Total ada 678 suara yang ikut dalam voting kali ini. Secara keseluruhan, ada 685 orang anggota MPR yang terdaftar, dengan rincian anggota DPD 130 orang dan anggota DPR 555 orang.