Suara.com - Hingga saat ini, motif pembunuhan Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah, transgender asal Lampung yang dimutilasi dan direbus kekasihnya di Brisbane, Australia, belum diketahui.
Seorang tetangga Mayang dan Marcus Peter Volke, kekasih yang membunuh Mayang mengungkap bahwa keduanya sempat bertengkar hebat.
Kepada Courier-Mail, si tetangga mengaku mendengar pertengkaran di apartemen Mayang dan Marcus di Teneriffe, Brisbane, Kamis (2/10/2014) malam.
"Saya mendengar pertengkaran dari apartemen tersebut," kata si tetangga.
"Saya pikir itu adalah pertengkaran antara dua lelaki, namun satu orang kedengaran sangat marah pada seorang lainnya," lanjutnya.
Dari pengakuan pasangan si tetangga, keduanya sempat berdebat soal kebersihan.
"Pasangan saya mendengar salah satu dari mereka berteriak soal bersih-bersih atau semacamnya. Mereka berbicara dengan bahasa Inggris namun sulit memahaminya apa yang mereka katakan karena aksen mereka (sulit dipahami)," katanya.
Para penyidik kepolisian telah memeriksa latar belakang Marcus. Namun, mereka tidak menemukan catatan kejahatan maupun kelainan mental.
Polisi juga tidak menemukan obat-obatan terlarang di apartemen yang sudah ditinggali selama tiga pekan itu.
Sebelumnya diberitakan, Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah dibunuh oleh Marcus Peter Volke. Mayatnya dimutilasi dan sebagian potongan tubuhnya direbus oleh Volke.
Polisi menggerebek kediaman Volke setelah ada laporan tetangga yang mencium bau daging busuk dari apartemen si lelaki. Polisi menemukan sebagian potongan tubuh manusia sedang direbus di atas kompor.
Volke melarikan diri lewat pintu belakang dan nekat mengakhiri nyawanya dengan cara menggorok lehernya sendiri di tempat yang berjarak 100 meter dari TKP.
Menurut pengakuan seorang sahabat karibnya, Mayang, yang adalah seorang transgender itu telah menikah di Eropa. Menurut sang rekan, mereka saling jatuh cinta saat bertemu di atas kapal pesiar. Ketika itu, keduanya bekerja sebagai chef. (Courier-Mail)