Suara.com - Absennya pemimpin Korea Utara di hadapan publik selama sebulan terakhir memunculkan beragam dugaan. Beberapa diantaranya bahkan kental beraroma konspirasi.
Banyak spekulasi muncul menyusul "hilangnya" Kim Jong Un dari pemberitaan media Korea Utara. Sebelumnya beredar kabar bahwa Kim Jong Un menderita sakit encok.
Lalu, ada pula media Korea Selatan yang menyebutnya mengalami keretakan pada tulang pergelangan kaki lantaran keberatan bobot tubuh. Memang, belakangan putra mantan diktator Korut Kim Jong Il itu sedang keranjingan makan keju Emmental asli Swiss. Namun, ada pula yang menduganya sudah meninggal dunia.
Kini, ada seorang yang mengaku mantan agen intelijen Korut yang mengatakan bahwa Kim Jong Un adalah korban "kudeta senyap".
Orang tersebut adalah Jang Jin Sung, sosok penting dalam bidang intelijen sekaligus mesin propaganda Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un. Menurut Jang Jin Sung, Kim Jong Un dikudeta oleh sebuah kelompok kuat bernama Organisation and Guidance Departemen (OGD).
OGD merupakan organisasi bentukan Kim Jong Il pada era 90-an ketika dirinya masih hidup dan berkuasa. Hingga saat ini, kelompok tersebut masih setia pada kebijakan dan arahan yang diberikan oleh sang mantan penguasa Korut.
Jang Jin Sung mengatakan, Kim Jong Un tidak selalu seia sekata dengan OGD. Menurut Jang Jin Sung, OGD telah lama memegang kuat tradisi kebijakan Korut. Kebijakan tersebut tidak seluruhnya sama dengan sikap terbuka dan perlawanan agresif yang ditunjukkan Kim Jong Un.
"Ini sebenarnya bukan perang saudara, namun di sana ada dua kekuatan yang tidak saling cocok," kata Jang Jin Sung seperti dikutip oleh Vice News.
Hal senada juga diungkap Profesor Studi Korea di Universitas Leiden, Remco Breuker.
"Kekuasaan yang sesungguhnya berada di satu departemen tersebut, OGD, yang digodok menjadi suatu birokrasi sempurna oleh Kim Jong Il," kata Breuker.
"Ketika dia masih hidup (Kim Jong Il), dirinyalah yang mengepalai departemen tersebut (OGD). Namun tidak demikian dengan Kim Jong Un. OGD melayani dirinya, namun lebih dari itu, mereka mematuhi warisan kekuasaan Kim Jon Il. Hal ini tidak selalu cocok," lanjut Breuker.
Sejumlah laporan belakangan ini menyebutkan, Kim Jong Un mengalami encok, diabetes, dan tekanan darah tinggi. (Metro)