Suara.com - Polda Metro Jaya menetapkan sastrawan Sitok Srengenge menjadi tersangka kasus tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyidikan akhirnya polisi menemukan bukti yang cukup, sekurang-kurangnya dua alat bukti sudah terpenuhi sehingga penyidik kemarin melalui mekanisme gelar perkara, telah menetapkan saudara SS sebagai tersangka," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Heru Pranoto, di Polda Metro Jaya, Senin (6/10/2014).
Heru menambahkan, setelah hampir setahun pihaknya melakukan pemeriksaan kasus ini. Pihaknya memerlukan keterangan ahli atau saksi ahli dari pihak yang kompeten.
"Untuk memberikan masukan tentang unsur-unsur pasal yang disangkakan," imbuhnya.
Sitok dijerat dengan pasal 335 tentang perbuatan tidak menyenangkan, pasal 286 tentang perkosaan dan pelecehan seksual, pasal 294 ayat 2 KUHP tentang perbuatan cabul dengan ancaman hukuman diatas lima tahun penjara.
Sebelumnya, seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) berinisial RW telah melaporkan Sitok Srengenge dengan pidana perbuatan tidak menyenangkan ke Polda Metro Jaya.
Kejadian ini berawal pada bulan Desember 2012, Sitok berkenalan dengan RW di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI saat kegiatan festival kreatif.
Saat itu RW selaku panitia, sementara SS sebagai juri di acara tersebut. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Maret 2013, Sitok menghubungi dan meminta RW datang ke tempat kosnya yang tidak jauh dari Komunitas Salihara. Di dalam kamar RW disetubuhi hingga hamil.