Suara.com - Sekelompok imigran asal Kuba terpaksa meminum darah dan urine mereka sendiri untuk bertahan hidup setelah kapal yang mereka naiki mengalami kerusakan mesin. Akibatnya, mereka terkatung-katung di laut selama tiga minggu tanpa makan dan minum.
“Saya gembira karena saya masih hidup. Tetapi ada sesuatu (minum darah dan urine) yang sebaiknya tidak dialami oleh siapa pun,” kata Alain Izquierdo, salah seorang imigran yang selamat.
Dalam kapal yang konon mereka bikin sendiri, terdapat 32 penumpang. Dari jumlah tersebut hanya 15 orang yang berhasil bertahan hidup. Enam orang dilaporkan hilang setelah mencoba berenang ke pantai. Sementara 11 penumpang lainnya meninggal karena dehidrasi.
“Saya merasa sedih untuk mereka yang tidak bisa selamat,” imbuhnya saat ditemui di kediaman pamannya di Port St Lucie, Florida.
Kelompok imigran ini berangkat dari Kuba pada awal Agustus dan mengalami masalah mesin rusak saat mereka berada 40 mil dari Pulau Cayman. Dan, itu terjadi pada hari kedua mereka berlayar.
Mereka, kata Izquierdo, sudah meminta pertolongan kepada kapal-kapal yang melewati kapal mereka, tetapi tidak ada satu pun yang berhenti.
“Tidak ada yang mau berhenti meski mereka tahu kami sedang dalam keadaan putus asa,” tutur penumpang lain yang selamat, Mailin Perez.
Mereka terpaksa membuang mesin kapal untuk mengurangi berat. Dan enam di antaranya memillih untuk berenang tetapi tidak ada kabar apakah mereka selamat atau tidak hingga kini.
Dengan persediaan makanan yang menipis, mereka hanya bergantung pada air hujan yang turun setiap tiga atau empat hari. Namun, akhirnya satu per satu penumpang meninggal dunia karena dehidrasi.
Setelah tidak ada lagi air minum, mereka mencoba meminum air laut, urine hingga darah mereka sendiri.