Suara.com - Orangtua seorang pekerja kemanusian Amerika yang ditahan gerilyawan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menyerukan pembebasan putranya melalui sebuah video.
Ed dan Paula Kassig asal Indianapolis, Indiana, mendesak pembebasan putra mereka Peter Kassig, 26 tahun diancam dalam satu rekaman video yang disiarkan Jumat oleh para gerilyawan yang mengaku dari ISIS yang kini berganti nama Islamic State (IS).
Kedua orang tua Kassig mengatakan melalui seorang seorang keluarganya bahwa ia ditangkap dalam perjalanannya ke kota Deir Ezzor, Suriah timur pada 1 Oktober 2013, Ia sedang melakukan tugas kemanusiaan melalui Special Emergency Response and Assistance, satu organisasi yang ia dirikan tahun 2012 untuk menangani para pengungsi dari Suriah, kata keluarga itu.
Kassig memeluk Islam ketika ditahan dan menganti namanya Abdul Rahman, kata utusan keluarganya. Dalam imbauan mereka bagi pembebasannya.
"Sebagai umat Muslim, di seluruh dunia termasuk putra kami Abdul-Rahman Kassig, merayakan Idul Adha, kepercayaan dan pengorban Nabi Ibrahim, dan kemurahan hati Allah, kami mengimbau mereka yang menahan putra kami menunjukkan kemurahan hati yang sama dan membebaskan dia," kata para orang tua Kassig dalam satu pernyataan tertulis.
Dalam video itu Paula Kassig, menyampaikan pesan pribadinya kepada putranya bahwa dia berharap akan bertemu.
"Kami akan sangat bangga pada Anda apa yang Anda telah lakukan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah," kata Paula.
Kassig bertugas dalam Angkatan Darat AS dalam perang Irak sebelum diberhentikan, kata keluarga itu. Pentagon mencatat ia bertugas setahun dalam angkatan darat sebagai petugas patroli dan dikirim ke Irak dari April sampai Juli 2007.
Setelah meninggalkan militer, Kassig menjadi seorang medis darurat dan mengunjungi Lebanon Mei 2012, menjadi relawan rumah-rumah sakit dan merawat para pengungsi Palestina dan yang melarikan diri dari perang saudara hampir empat tahun di Suriah. (Antara/Reuters)