Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, David Pandie, menilai Koalisi Merah Putih DPR ingin menggusur apa pun di hadapannya tanpa menggunakan akal sehat.
"Apa yang dilakukan Koalisi Merah Putih di Senayan saat ini seperti layaknya sebuah buldoser. Koalisi Merah Putih mengandalkan kekuatan politik yang ada untuk menggusur-ratakan lawan-lawan politiknya tanpa lagi menggunakan akal sehat, nurani dan moral politik," katanya, Minggu (5/10/2014).
Pandie juga melukiskan Koalisi Merah Putih seperti banteng liar yang tengah menyeruduk siapa pun yang ada di hadapannya.
"Artinya, gaya politik yang dipertontonkan Koalisi Merah Putih tidak lagi mengenal rasa empati. Siapa yang akan menjadi korban atau dikorbankan, bukan menjadi urusan Koalisi Merah Putih. Ini yang saya amati," kata dia.
Dia mengatakan jika koalisi itu tetap solid dan kuat, bukan tidak mungkin pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan di DPR juga akan dikuasai.
"Kan mekanisme pemilihan pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan sama dengan pemilihan pimpinan DPR, seperti diatur dalam UU MD3. Yakni, para pemangku jabatan di parlemen akan dipilih langsung oleh anggota DPR dan sudah pasti koalisi akan menguasai," katanya.
Paripurna pemilihan pimpinan DPR Kamis dini hari lalu memilih paket yang diajukan Koalisi Merah Putih dengan formasi ketua Setya Novanto dari Golkar, dan empat wakil ketua, masing-masing Fadli Zon dari Gerindra, Agus Hermanto dari Demokrat, Taufik Kurniawan dari PAN dan Fahri Hamzah dari PKS.
Sementara empat fraksi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat, yakni PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasional Demokrat, dan Hanura walk out dari ruang sidang. (Antara)